Biaya
perjalanan yang terbilang murah dan terjangkau menjadikan Kepulauan Seribu
sebagai salah satu pilihan liburan termudah bagi warga ibu kota. Nggak perlu
jauh-jauh harus buang-buang energi dan waktu di perjalanan seperti saat kita
harus menikmati pantai dan alam bawah laut di luar kota, ke Kepulauan Seribu
seenggaknya cuma memakan waktu maksimal 5 jam saja sampai kita tiba di tempat.
Aku
masih ingat waktu pertama kali melancongi Pulau Tidung pada tahun 2013 silam. Trip
wisata ini adalah pengalaman perdanaku bisa bermain di air. Pengalaman ini
bisa kamu baca dalam artikelku yang berjudul: TIDUNG ISLAND: Through The Bridge and Get Your Love. Ini adalah
pengalaman pertama bermain di pulau yang menurutku begitu berkesan. Selain keindahan
alamnya, kenangan liburan bareng teman-teman yang solid dan menyenangkan membuat
setiap detik perjalanan ini tak pernah terlupakan.
Pulau Tidung |
Buat
kalian yang berencana mau jalan sendiri atau ikut nebeng bareng Tour & Travel,
jangan pernah lewatin pokoknya waktu dan momen bareng barbeque-an. Kalau
sekarang-sekarang ini, momen makan malam bareng itu emang udah mulai dibuat
praktis, sarannya sih supaya lebih bisa menikmati kebersamaan ya minta
bareng-bareng bakar ikannya aja. Jangan mau dimanjainlah. Kan mau
nyiptain kenangan bukan?
Meskipun
pengalaman ke pulau itu memang nggak terlupakan, tapi aku sih masih belum
pengen lagi mau ke sana. Kenapa? Ya, karena belum pengen aja sih. Mungkin kalau
udah punya pasangan baru mau ke sana lagi, buat foto bareng di jembatan cinta aaa (wewwww
busyaetttttt :D). Karna kalau fotoan bareng sekarang kan kalau-kalau putus,
kenangan manisnya malah kehapus karna keburu kepahitan duluan sama si doi..hehehehee.
Tapi
bukan berarti aku nggak pengen lagi jalan-jalan cantik, bejemur eksotis di atas
kapal yang nggak pake atap selama tiga jam. Mau kog. Mau banget malah biar
kulitnya seksi nan eksotis hahahahaa.
Ya, pengalaman keduanya aku ke sana ya ke pulau lain yang namanya Pulau Harapan. Waktu itu kalau nggak salah perginya pas hari Lebaran tahun 2016 deh. Kami ber-12 cewek semua. Kebayang gimana itu ya. Tapi kami tetep fun kog walau tanpa kaum adam. Ya, namanya cewek mandiri ya, gpp sih kalau mau jalan sendiri juga. Kita emang udah terlatih begitu udah dari lahir...hahahaa.
Ya, pengalaman keduanya aku ke sana ya ke pulau lain yang namanya Pulau Harapan. Waktu itu kalau nggak salah perginya pas hari Lebaran tahun 2016 deh. Kami ber-12 cewek semua. Kebayang gimana itu ya. Tapi kami tetep fun kog walau tanpa kaum adam. Ya, namanya cewek mandiri ya, gpp sih kalau mau jalan sendiri juga. Kita emang udah terlatih begitu udah dari lahir...hahahaa.
Anyway,
bicara soal Pulau Harapan buat aku sih lebih yes ya dari Pulau Tidung.
Kalau di Tidung itu, pulau-pulau kecil yang bisa di singgahinya juga terbilang
sedikit, di Pulau Harapan malah sebaliknya malah sakin banyaknya, kita malah
justru kekurangan waktu deh. Nggak cuma bisa jalan-jalan ngeliat pulau-pulau
yang dibuat jadi resort atau pulau yang ada pemiliknya dan dibagun megah, tapi
pesona alamnya nan indah bikin kita betah lama-lama loh di sana.
Pulau Gosong Perak |
Berburu Sunset di Pulau Bulat |
Penangkaran Penyu di Pulau Harapan |
Secara
infrastruktur, Pulau Harapan itu benner-benner pulau yang ditata dengan sangat
baik, bersih dan terpelihara. Nggak heran kalau waktu sampai di pelabuhannya
pun, kita bakal amaze sama warna
lautnya nan toska dan bening banget. Belum lagi kiri kanan dibuat semacam pembudidayaan
udang. Pokoknya bagus banget deh buat duduk-duduk cantik di kursi-kursi beton
di pinggiran jalan masuk menuju perumahan penduduk di sana sembari menikmati
angin pagi dan senja hari.
Biayanya
memang kalau dibandingin sama Tidung, lebih mahal Pulau Harapan. Biaya yang
dipatok ke kami dari Tour Travelnya kalau nggak salah 350 ribu / org. Tapi itu
aja udah benner-benner komplit. Nggak cuma pelayanan Tour Guide lokalnya yang
menyenangkan tapi sampai makannya juga wuenak-wuenak dah. Kita dapet 3 kali
makan sama barbeque-an. Kurangnya sih cuma ikan barbequenya kurang banyak. Itu
aja sih.
Di
Pulau Harapan, kita bisa melaut sembari snorkeling di Pulau Macan dan Pulau
Putri. Trus foto-foto cantik di sepetak tanah yang muncul di atas laut yang namanya
Pulau Gosong Perak. Trus lanjut ke Pulau Bira, Pulau Perak, sama penangkaran
Penyu di Taman Biota Laut Pulau Harapan.
Kehadiran
Pulau Gosong Perak di Pulau Harapan menjadi pembeda dari pulau-pulau lainnya. Belum
lagi lautnya yang bersih dengan gradasi warna lautnya yang berbeda dari satu
tempat dengan tempat lain. Bahkan di Pulau Harapan lah aku bisa menikmati
snorkeling yang paling sempurna dibanding snorkeling lain yang pernah aku
lakukan di pulau lain. Biota lautnya yang lebih banyak, terumbu karang yang
masih terjaga dan ombak lautnya yang bersahabat membuat kami betah lama-lama di
dalam air. Buat lebih tahu pengalamanku selengkapnya di Pulau Harapan bisa baca
artikel ini: Pulau Harapan, Satu Dari Ribuan Pulau Kebanggaan Indonesia.
Setahun
setelah pengalaman ke Pulau Harapan, aku kembali lagi ikut jalan-jalan.
Pastinya belum lama ini sih tepatnya pas Lebaran 2017 ini juga. Aku bareng sama
kawan-kawan menghabiskan liburan dua hari semalam (2D1N ) di Pulau Pari,
tetangganya Pulau Harapan. Dari dua pulau sebelumnya, Pulau Pari adalah pulau
yang jarak tempuhnya paling dekat dari pelabuhan Muara Angke, Jakarta. Ini juga
adalah perjalanan perdanaku ke Pulau Pari. Jadi kalau harus membandingkan
pengalaman naik kapalnya, Pulau Pari terbilang perjalanan laut terdekat yang
pernah aku lakukan, hanya sekitar 2 jam saja kita sudah tiba di pulau kecil nan
berangin itu.
Ya,
berbekal pengalaman menyenangkan yang aku udah alami di Pulau Harapan, membuat
ekspektasiku untuk Pulau Pari cukup tinggi. Pulau yang satu ini memang tetap
terbilang menyenangkan dengan bentuk pulaunya yang unik dimana pulau ini berada
pada posisi laut lepas yang membawa angin berhempus kencang, baik pagi, siang
dan bahkan di malam hari. Posisi penginapan yang tepat berhadapan dengan laut
menjadi salah satu keuntungan yang kami dapatkan dari perjalanan kali ini. Sayangnya,
masyarakat di pulau ini kurang peduli dengan kebersihan sekitar. Sampah-sampah
bahkan bisa dijumpai di mana-mana, mulai di darat sampai di lautnya.
Meski begitu, aku tetap kagum dengan keunikan pulau ini karena bentuknya
terbilang mungil dengan dua pantai yang mudah sekali dijangkau baik
dengan sepeda atau jalan kaki saja. Di sisi kiri ada Pulau Bintang dan sisi
kanannya Pulau Perawan. Kedua pantai inilah yang jadi andalan dari Pulau Pari
karena menyuguhkan panorama berburu sunrise dan sunset yang indah nan
mempesona.
Pantai Perawan di Pulau Pari |
Pantai
Perawan adalah salah satu pantai unik yang pernah aku kunjungi. Karena lautnya
yang dangkal memungkinkan semua kalangan usia bisa bermain di sana. Selain itu,
pantai ini juga punya segempol gundukan tanah tepat di tengah-tengah pantai yang
dijadikan sebagai tempat untuk menikmati matahari yang mulai tenggelam di senja
hari diiringi hembusan angin malam nan sejuk. Pohon-pohon bakau di sekitar
pantai juga bisa menjadi spot yang sangat fotogenik.
Selain
itu, pepohonan di sekitaran pantai juga sangat mendukung para pengunjung bisa
betah berlama-lama di sana. Belum lagi ada beragam fasilitas permainan yang tawarkan
di sana, mulai dari voli pantai sampai lapangan latihan menembak dan memanah (tapi untuk dua fasilitas bermain ini pengunjung harus bayar sesuai harga yang ditentuin di sana).
Nggak beda jauh dari pantai Perawan, Pantai Bintang di sisi kiri pulau juga menyuguhkan pesona pantai nan indah. Pantai ini sangat pas jadi tempat beristirahat, menikmati semilir angin. Rimbunan pepohonannya dipasangi sejumlah ayunan kayu dan hammock yang bisa jadi tempat untuk berbaring sejenak dan menikmati senja. Sayangnya, posisi pantai ini tidak mendukung pengunjung bisa menikmati sunrise dan sunset dengan sempurna.
Nggak beda jauh dari pantai Perawan, Pantai Bintang di sisi kiri pulau juga menyuguhkan pesona pantai nan indah. Pantai ini sangat pas jadi tempat beristirahat, menikmati semilir angin. Rimbunan pepohonannya dipasangi sejumlah ayunan kayu dan hammock yang bisa jadi tempat untuk berbaring sejenak dan menikmati senja. Sayangnya, posisi pantai ini tidak mendukung pengunjung bisa menikmati sunrise dan sunset dengan sempurna.
Ikon Pantai Bintang |
Nah,
untuk spot snorkelingnya kami mencobanya di Pulau Burung, yang ditempuh sekitar
30 menit dari pulau utama. Untuk snorkeling kali ini, aku harus kecewa karena
ombak lautnya yang kencang dan biota lautnya yang kurang indah nggak membuat
kami bisa betah lama di dalam air. Airnya keruh dan ikan-ikannya pun terbilang
sangat sedikit, ditambah lagi kami nggak bisa cari spot lain yang lebih baik
karena kondisi cuaca yang nggak memungkinkan.
Tapi
berbekal informasi yang kami dapat dari nelayan setempat bahwa cara terbaik
untuk bisa menikmati keindahan bawah laut Pulau Pari adalah dengan snorkeling
di sore hari. Menurut penuturannya sih, gelombang pasang akan ketika menjelang
senja hari. Selain itu, dia menganjurkan untuk mencari spot snorkeling lain
yang tak terlalu ramai karena kondisi sekitar juga pastinya akan lebih baik
jika dibanding dengan spot yang sudah biasa dijadikan tujuan snorkeling.
Meskipun kurang puas dengan pengalaman snorkelingnya, aku tetap
rekomendasi sih Pulau Pari buat kalian yang suka cari spot yang fotogenik. Di
sini, kalian bisa mendapat beberapa spot berpose yang cukup berbeda, salah
satunya bisa kamu jajal di Pulau Perawan kala pagi dan senja hari.
Buat
kamu yang pengen ke sana, nggak usah mikir kelamaan deh. Kalau buat sekedar
lepas penat Pulau Pari bisa banget jadi tempatnya. Kamu Cuma perlu keluarin
kocek 350 ribu kamu udah bisa nyantai-nyantai dua hari satu malam (2D1N ) di
sana.
Buat
yang penasaran pengen liat foto kenangan kita, bisa banget nih.
Suasana pagi hari di Pulau Pari |
Pantai tak terurus dekat dengan penginapan |
pesona Pantai Perawan |
Pantai Perawan kala senja tiba |