Aku masih tetap mengucapkan beribu syukur bagi Sang Agung karena dengan kemurahannya melimpahkanku berlipatkali ganda keselamatan dan perjalanan hidup yang berwarna. Seperti ketika aku mengharapkan untuk terus berjalan mengarungi tempat-tempat dimana aku menemukan kehadiran Ilah Agung, persahabatan, keindahan, damai, pengetahuan, pengalaman dan cinta.
Senyuman-senyuman manis kerap kali menjadi perekat pertalian antara
kita. Segala cerita seolah bersatu padu menebarkan tawa bagi semua yang
mendengarnya. Dan ketika aku menyudutkan diri di sisi lain dari kebersamaan
yang hangat itu, aku sedang menyimpan asa-tekat kuat untuk selalu mengabadikan
setiap penggal waktu yang kita lewati bersama dalam coretan tangan yang
menggambarkan senyum simpul dari bibirku ketika menyaksikan kau memberi nafas
bagi setiap ruang dimana kita ada.
Segalanya tentang alam, gunung, danau, pantai, dan peradaban kota.
Disana melewati pengembaraan jiwa yang ingin bertatap muka dengan hidup yang
sesungguhnya. Menjalani waktu terus melaju melewati pagi, siang hingga malam
dan merasakan udara dingin yang menusuk kulit dipagi hari, mengalami sengatan
matahari di siang hari, belaian hutan-hutannya, gemuruh suara sungainya yang
mengalir deras, rintik hujannya dan kebiasaan manusia mencari makan dalam
bentuk yang sangat primitif.
Berulang kali menghadapi keserakahan manusia akan uang, kebiadaban
manusia terhadap perilaku, dan berulang kali suhu emosi memuncak dan mengubun
kala menghadapi kesemrautan perilaku. Itu jiwa kita yang tak mau tunduk oleh
penindasan dan ketidakadilan. Kita berontak dengan sedikit hal yang menyimpang.
Kita sadar dan berdaulat atas KASIH yang saling memberi dengan ketulusan.
Kita jalani segala sudut itu, pebukitan yang mengitari danau luas dan
tersohor itu, gunung termegah dan berat itu, air ajaib yang jatuhnya tinggi
menjulang, pantai dengan golungan ombaknya serta peninggalan peradaban manusia
yang paling memukai di kota kita akhirnya sudah kita taklukkan. Dan kejujuran
dari dalam hati lebih baik dari pada kepura-puraan dari mulut yang berkata
manis. Ku lihat dari hati kita terpancar rasa kagum yang tak terkira ketika
telah sampai disana. Aku tersenyum simpul sembari berbisik pada Dia-Sang Agung
“Trimakasih telah menghantarkan ku dan teman-temanku ketempatmu yang indah
ini”. Aku bahagia karena kita punya satu rasa, satu passion yang sama.
Dan satu masa yang melebihi dari itu adalah ketika leluconmu
membangunkan seluruh teman lain yang telah tertidur. Tak ada alasan untuk tidak
tertawa membahana mendengarnya, tak tertahankan sampai tak lagi ada diantara
kita sekat untuk tidak saling mengenaL Keakraban itu melebur. Kedekatan itu
mengalir tanpa ada aturan. Dan kita bercerita tentang alam, tentang Indonesia
dan tentang sesuatu yang berhubungan dengan itu. Dan aku tetap menjadi penilai
diantara kita, penilai yang mengukur luas pengetahuan, besar impian dan
kekagumanmu akan objek yang kita bincangkan.
Melaluimu teman, teguhlah pula passion yang menggelora di hati itu.
Sebuah passion yang tumbvh dari kecintaan kita untuk bertualang, kebersamaan
kita dalam tawa, persahabatan kita, Indonesia kita yang mempesona dan cinta
yang tumbuh tanpa disadari diantara kita. Cinta yang saling mamahami lewat
tatapan mata. Cinta yang tetap tertanam didalam hati yang sulit untuk dilepas
dan menjadikannya sebagai bahan bakar semangat dan inspirasi. Inspirasi untuk
menggapai segala angan, cita, mimpi dan bahagia.
Dan hasrat terdalam yang tetap tertanam rapat dalam hatiku. Ketakutan
dan juga rasa risau setelah itu adalah ketika kita berpisah. Ketika kita harus
kembali keperadaban manusia yang penuh dengan segala aturannya, kesesakannya,
dan ruang kita yang tak lagi berdekatan. Aku takut bilamana keakraban itu tak
akan pernah lagi ada.
Seperti masa-masa Pertemuan dan Perpisahan. Seperti ketika kita bertemu
dengan seseorang yang kita tidak kenal dan pergi tanpa meninggalkan kesan
apa-apa. Seperti juga ketika harus kehilangan teman-teman berkelana sepanjang
waktu.
Namun rasa takut itu semakin memberanikanku untuk terus melakukan
perjalanan berikutnya, perjalanan yang bagiku adalah segalanya. Dan petualangan
kita bagiku adalah kenangan, kenangan yang tak akan pernah pudar sedikitpun,
tak akan pernah hilang. Dan senyum, tawa, canda, dan kegaduhan kita adalah
kehangatan dari tali persahabatan yang semakin akrab dan closer.
Semoga bertemu lagi dengan orang-orang seperti kalian yang pernah dekat
dan simpati :)
No comments
Post a Comment